Proses Asesmen Dalam Bidang Psikologi Klinis dan Contoh
Daftar Isi
Proses Asesmen Klinis
Jenis data yang akan digali oleh psikolog ditentukan oleh latar belakang teoritis & tujuan asesmen.
Tidak mungkin memperoleh keseluruhan data tentang klien
Faktor-Faktor Penting
Tidak mungkin memperoleh keseluruhan data tentang klien
- Merencanakan prosedur pengumpulan data
- Mengumpulkan data
- Memproses dan menetapkan hipotesis
- Menyampaikan hasil asesmen
image source: |
baca juga: Asesmen dalam Kode Etik Psikologi Indonesia
Faktor-Faktor Penting
- Pendekatan teoritis yang digunakan:
- Motif bawah sadar, konflik intrapsikis
- Perilaku, keyakinan dan pola pikir
- Pemahaman terhadap dunia klien - Validitas dan reliabilitas alat
- Pengalaman dan preferensi psikolog
- Faktor bandwith-fidelity (informasi tentang berbagai topik atau mendalami isu-isu tertentu)
Tujuan Asesmen
1. Klasifikasi Diagnostik
- Terutama digunakan oleh para psikiater
- Diagnosa yang tepat dibutuhkan untuk penanganan, pemahaman penyebab gangguan jiwa, dan komunikasi penyebab gangguan jiwa, dan komunikasi dengan sesama profesional
- Berdasarkan DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) untuk membuat diagnosa multiaxial.
- Terdapat 5 axis dalam DSM:
- Axis 1: Gangguan mental/perkembangan
- Axis 2: Gangguan kepribadian
- Axis 3: Gangguan fisik
- Axis 4: Stres psikososial
- Axis 5: Fungsi psikologis,sosial,pekerjaan
2. Deskripsi
- Psikolog klinis ingin memperoleh gambaran & pemahaman yang lebih mendalam tentang klien
- Interaksi individu-lingkungan: perlu pemahaman konteks sosial, budaya, fisik
- Deskripsi masalah didasarkan pada beberapa aspek penting, juga memperhatikan aset dan fungsi adaptif klien
3. Prediksi
- Meramalkan tingkah laku seseorang sehingga dapat memilih orang yang tepat untuk posisi tertentu
- Contoh: asesmen untuk memilih tentara pada PD II (Murray)
- Karena mempengaruhi orang banyak, maka perlu evaluasi tentang predictive validity
Pengumpulan Data
1. Wawancara
a. Wawancara Awal: mengetahui masalah klien dan menentukan penanganan
b. Wawancara Krisis: memperoleh data, memberi dukungan dan memberi bantuan dalam waktu singkat
c. .Wawancara Studi Kasus: menggali sejarah kehidupan klien untuk membantu mengatasi masalah (Rogerian, Gestalt)
d. Mental Status Examination (MSE): untuk pasien baru dengan gangguan mental yang berat. Perlu diketahui tentang:
- penampilan & tingkah laku
- sikap terhadap pemeriksa dan lingkungan
- bicara dan komunikasi
- isi pikiran
- fungsi sensori & kognitif
- fungsi emosi
- insight & penilaian
2. Observasi
Memperoleh informasi melebihi apa yang diperoleh berdasarkan wawancara
- Mengurangi bias terhadap data
- Mengkaitkan tingkah laku dengan konteks
- Memahami tingkah laku secar langsung
- Memungkinkan deskripsi tingkah laku secara detil dan spesifik
3. Life Records
- Dalam kehidupannya, manusia memiliki berbagai data/catatan tentang sekolah, kesehatan, keuangan, kesehatan, surat, diari,foto,penghargaan,dll
- Data-data ini lebih akurat dibandingkan hasil wawancara yang dapat terdistorsi akibat persepsi dan memori
Tingkatan Dalam Kesimpulan
- Kesimpulan dipengaruhi oleh tujuan asesmen, pendekatan teoritis dan tingkat abstraksi
- Cara memandang data:
- Sebagai Sampel (contoh tingkah laku)
- Sebagai Korelat (dihubungkan dengan kasus serupa)
- Sebagai Sign (dihubungkan dengan teori tertentu) - Contoh kasus : Kemarin malam seseorang mencoba bunuh diri dengan menelan 16 pil tidur di sebuah hotel, tetapi dapat diselamatkan oleh petugas pembersih kamar.
- Sampel : klien tidak ingin diselamatkan karena sebelumnya tidak pernah bicara tentang bunuh diri, dalam kondisi yang sama klien akan mencoba bunuh diri lagi.
- Korelat: kemungkinan besar klien adalah pria paruh baya yang tidak menikah atau bercerai dan tinggal sendiri, klien mengalami depresi
- Sign: impuls agresi pada klien diarahkan pada diri sendiri, klien memiliki konflik intrapsikis, minum pil tidur adalah representasi dari kebutuhan akan bantuan orang lain.
Kesimpulan Klinis
Proses penarikan kesimpulan:
- Intuisi psikolog
- Penilaian psikolog ternyata tidak selalu lebih baik daripada orang awam. Kelebihan psikolog pada saat pengumpulan data
- Dapat secara formal (prosedur baku, statistik) atau informal (pengalaman, teori)
Laporan
- Jelas (deskriptif, menggunakan istilah yang mudah dimengerti, saran konkrit)
- Relevan ( sesuai dengan tujuan asesmen: klasifikasi, deskripsi, prediksi)
- Bermanfaat (tidak hanya berupa informasi yang telah diketahui dari sumber lain)
Laporan
S merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia memiliki kepribadian yang tidak stabil dan amat dipengaruhi oleh impuls dari dirinya. Konflik oedipal yang tidak terselesaikan mengarah pada pembentukan self-efficacy yang rendah. Walaupun inteligensinya berada di atas rata-rata, kepribadiannya ini menyebabkan S memiliki banyak kesulitan dalam interaksi sosial.
Sekian artikel tentang Proses Asesmen Dalam Bidang Psikologi Klinis dan Contoh.
Posting Komentar